Dalam kondisi terburu buru
menghadiri acara penting dan melihat kondisi jalan yang macet, jasa Ojek menjadi
pilihan. Jasa pengantar orang dengan menggunakan sepeda motor ini sangat eksis
di Jakarta. Saya sendiri mengenal ojek semenjak merantau di ibukota, karena
meskipun di kampung halaman berseliweraan sepeda motor, tapi entah kenapa jasa
pengantar orang dengan sepeda motor bisa dibilang tidak ada. Yang ada saya suka
minta teman buat nganterin ke stasiun pakai sepeda motornya, tapi nggak pakai
bayar alias nebeng gratis he he he... *pantesditimpuk :))
Di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang
dan Bekasi, Ojek sangat mudah dijumpai. Mereka biasanya membuat pangkalan
dengan dua hingga lima orang di tempat tempat strategis seperti perempatan,
pertigaan, balai warga, dan tak jarang mereka sengaja membuat pangkalan
sederhana, berjejer dibawah pohon dan menggunakan papan berukuran kecil
bertuliskan OJEK. Masyarakat memilih jasa ojek sebagai alternatif transaportasi
karena dinilai praktis dan lebih private, bisa menembus kemacetan dan akses
gang kecil yang tidak bisa ditembus oleh jasa transportasi lain.
![]() |
OJEK |
Seiring berjalannya waktu, kini
keberadaan ojek tidak hanya di kota kota besar, tapi sudah merambah ke daerah dan
pelosok. Jumlah ojek kian menjamur seiring dengan peningkatan penjualan sepeda
motor, mudahnya orang untuk memiliki
sepeda motor dengan cara kredit dan kurangnya lahan pekerjaan formal membuka
peluang bertambahnya jumlah Pengojek. Cukup dengan bermodal sebuah sepeda motor
butut, bensin seliter saja, dan peralatan safety riding, seorang
pengangguran kayak saya bisa menjadi Pengojek. Bahkan orang yang bekerja
disektor formal pun, diluar jam kerja bisa menjadi Pengojek. Teman saya
misalnya, dia bekerja sebagai Security, tapi selepas berdinas “nyambi” jadi Pengojek,
alasannya mau memanfaatkan sepeda motornya, dan hasilnya cukup lumayan, bisa
untuk bayar cicilan sepeda motor.
Dibalik kelebihannya, Ojek sering kali menjadi sorotan dan simbol
kesemrawutan lalu lintas, dari mulai menerobos lampu merah, melawan arus (contraflow), dan tidak memakai safety riding. kalaupun ada helm, kondisinya
tidak terawat dan bau apek, sehingga penumpang enggan memakainya. Selain itu,
tarif yang ditawarkan tidak seragam, Pengojek sering memanfaatkan keberadaannya
dalam kondisi urgent dan sangat dibutuhkan
oleh calon penumpang dengan aksi “jual mahal”, seperti yang dialami oleh traveller dan backpacker (kayak saya, *eh!),
jarang sih saya temui tukang ojek yang tarifnya “ngelacur” alias diskon he he he
*ngarep.
Melihat permasalahan tersebut, sebuah
perusahaan aplikasi PT. GO-JEK Indonesia membuat sebuah aplikasi bebasis
android bernama GO-JEK. Dengan
memanfaatkan teknologi mobile internet access dan sistem GPS, aplikasi ini
memungkinkan masyarakat memesan Ojek hanya dari smartphone nya, cukup mengisi data diri, alamat penjemputan, dan
alamat tujuan, akan muncul tarif yang harus dibayar, kemudian confirm,
selanjutnya dalam hitungan menit, Ojek pun datang dan siap mengantar. Rupanya saat
kita memesan, sistem GPS akan melakukan
random kepada para member GO-JEK yang kebetulan lokasinya dekat dengan kita,
dan server akan memberi notifikasi kepada Pengojek bahwa ada calon pelanggan
yang memesan jasanya.
Dalam peluncuran perdana aplikasi
GO-JEK di Twenty8 restourant kawasan SCBD Sudirman - Jakarta, Nadiem Makarim selaku SEO dan Cofounder
menyampaikan bahwa aplikasi GO-JEK memberi solusi kepada para Pengojek untuk
lebih meningkatkan produktifitas dan pelayanan kepada pelanggan, sehingga bisa
meningkatkan pendapatan. Bagi Pengojek, aplikasi GO-JEK bisa menjadi solusi
untuk meng-upgrade diri, baik dari
sisi softskill maupun profesionalisme,
karena semua member GO-JEK Indonesia wajib mematuhi standar prosedur yang sudah
disepakati, seperti wajib memakai Jaket, Helm, dan mematuhi peraturan lalu
lintas. Dalam melayani penumpang pun, diterapkan sistem prosedur yang seragam. Saat
ini lebih dari 1000 Pengojek yang tersebar di Jabodetabek sudah bergabung
menjadi member. Setiap member mendapatkan Jaket, Helm, dan safety riding lainnya ber logo GO-JEK.
![]() |
Launching Aplikasi GO-JEK - SCBD Sudirman Jakarta |
Selain jasa mengantar orang, aplikasi GO-JEK juga melayani jasa antar
barang dan pemesanan belanjaan, malahan kita bisa melakukan pembelian barang
dengan membayar belakangan saat barang sudah datang. Jadi misalnya lagi pengen beli makanan, trus
malas keluar rumah, buka saja aplikasi
GO-JEK dan lakukan reservasi, GO-JEK akan datang membawa belanjaan kita
beserta struk belanja, dan kita tinggal menebus biayanya. Saat ini pelanggan
GO-JEK tidak hanya perseorangan, tapi sudah lebih dari 100 perusahaan telah bekerjasama
dengan GO-JEK dalam mengelola bisnisnya.
![]() |
Belanja Bisa Ditalangin Sama Gojek |
Bagi pelanggan, aplikasi ini
menguntungkan, karena tarif Ojek yang ditawarkan seragam, sesuai dengan jarak
tempuh yang diukur via GPS, sehingga tidak merasa dirugikan, selain itu jaminan
keamanan juga didapatkan, sebab Ojek yang dipesan masih dalam naungan PT.
GO-JEK Indonesia. Aplikasi ini bisa diunduh gratis di android market, tinggal
instal di handphone dan mengisi data diri (email dan nomor telpon). Beberapa
saat kemudian akan ada email konfirmasi dari GO-JEK untuk kita confirm.
![]() |
Cara Booking Ojek |
Nah, buat kamu para traveller dan
para backpacker, sekarang nggak usah horror lagi dicekik tarif Ojek saat
traveling, karena sekarang sudah ada aplikasi yang bisa maintain pengeluaran
untuk naik transportasi Ojek. Khusus buat pengunjung blog ini, apabila sudah
melakukan order GO-JEK, dapat free voucher Rp. 50.000,- yang bisa digunakan untuk
pemesanan selanjutnya (masukkan referral code 527386685). Caranya kunjungi
time line Facebook Ki Demang dan Twitter Ki Demang.
Selamat mencoba yaa....
tulisan menarik, pengin coba go jek, saya akan pilih supir ojeknya yg wanita, ada tdk mas? terimakasih.
BalasHapuskayaknya ada, tapi kita nggak bisa milih, aplikasinya gak ada buat milih tukang ojek nya.
BalasHapusThanks ya masukannya, nanti kalo ada kesempatan saya sampaikan masukannya.